Transformasi audit menuju era digital sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan para profesional di Indonesia. Salah satu contoh kasus yang menarik untuk diperhatikan adalah perubahan dalam proses audit di Kota Banjarmasin.
Menurut Bambang Purnomo, seorang pakar audit dari Universitas Lambung Mangkurat, transformasi audit menuju era digital merupakan sebuah keharusan. “Dengan adanya perkembangan teknologi, proses audit harus ikut beradaptasi agar tetap relevan dan efisien,” ujarnya.
Dalam kasus Banjarmasin, Pemerintah Kota setempat telah mulai menerapkan sistem audit digital untuk memudahkan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah. Hal ini diakui oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Banjarmasin, Siti Aisyah, yang menyatakan bahwa “dengan adanya transformasi audit menuju era digital, proses pengawasan menjadi lebih transparan dan akurat.”
Namun, perubahan ini juga menimbulkan berbagai tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya manusia yang mampu mengoperasikan sistem audit digital dengan baik. Menurut Andi Susanto, seorang auditor yang telah berpengalaman di Banjarmasin, “diperlukan pelatihan dan peningkatan kompetensi bagi para auditor agar bisa mengikuti perkembangan teknologi dengan baik.”
Meskipun demikian, transformasi audit menuju era digital di Banjarmasin telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit. Hal ini juga sejalan dengan arah perkembangan audit di Indonesia secara keseluruhan. Menurut data dari Kementerian Keuangan, penggunaan teknologi dalam proses audit telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa transformasi audit menuju era digital sudah mulai terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Dengan demikian, penting bagi para profesional di bidang audit untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan melakukan transformasi audit menuju era digital agar dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam pengawasan dan pengelolaan keuangan di berbagai daerah, termasuk Kota Banjarmasin.